Friday, 29 November 2013

1DLS - Unknown (Chapter Three)

Posted by Unknown at 21:13
"And I go back to December, turn around, and change my own mind"

***

Sial. Kenapa lagu ini yang keputer. Nih lagu tuh memorable banget lah.


Velia's POV

Gue liat mukanya Niall selama dengerin lagu Almost Is Never Enough nya Ariana Grande sama Nathan Sykes dia jadi galau gitu. Kenapa ya sama si Niall?


"Niall? Lo kenapa?" tanya gue.

"Hah? Gue gakpapa kok" kata Niall dengan sedikit gugup.

"Serius?" tanya gue dengan suara peduli.

"Iya" kata Niall sambil tersenyum. Sial. Kenapa gue jadi deg deg an gini diliatin sama Niall sambil senyum gitu dianya. Gue hanya membalas senyuman dia dengan senyum.

***

Akhirnya sampai juga di Jogja. Di Villa bokapnya Louis, ada 4 kamar. Kamar pertama diisi sama Marissa, Vania, dan Vepe. Kamar kedua diisi sama gue, Vennia, Amel, dan Allin. Kamar ketiga diisi sama Niall, Zayn, dan Justin. Sedangkan kamar terakhir diisi sama Louis, Liam, dan Harry.


"Akhirnya sampai juga di Jogja" kata gue dengan lega. Gue segera mengabarkan bokap nyokap gue yang ada di luar negeri.

"Ma aku udah sampai ya di Jogja" kata gue kepada nyokap gue.

"Take care ya selama disana. Mama mau meeting dulu ya" kata nyokap gue yang sangat teramat sibuk lalu menutup telepon dari gue. Nyokap bokap gue emang sibuk banget sama kerjaannya tapi mereka selalu pulang ke rumah kok sebulan sekali.


Setelah meletakkan koper gue dan yang lain di kamar kami masing-masing, gue dan mereka ngumpul gitu di sebuah saung. Saungnya bentuk lingkaran gitu jadi posisinya Niall-Gue-Louis-Vepe-Zayn-Amel-Justin-Vennia-Harry-Marissa-Liam-Allin-Vania.


"Gue sebagai daddy dari anggota FUN udah membolehkan kalian semua pacaran" kata Liam dengan tenang.

"Pacaran? Gak minat ah" kata gue.

"Kode tuh kode" kata Zayn.

"Hah? Kode? Emang gue gak minat pacaran kok" kata gue.

"Kalau gue nembak lo, lo nerima gak?" tanya Harry sambil mengedipkan sebelah matanya ke gue.

"Haz, mending lo liat sebelah kanan lo deh. Udah ada asap tuh keluar dari palanya" jawab gue.

Harry langung melihat ke arah sebelah kanannya dan langsung menunjukkan tanda peace, "Hehe. Maaf ya, Mar"

"Eh gue, Vennia, Allin, Amel, Marissa, Vepe, Vania, Zayn, Liam, Harry pergi keluar dulu ya" kata Justin. Vepe seperti tidak mau pergi dan menatap gue dengan kesal. Lah? Apa salah gue?

"Lah? Kok gue, Niall, sama Louis ditinggalin?" tanya gue.

"Ah kepo aja lo, vel" kata Vennia.


Mereka bersepuluh pergi meninggalkan gue, Louis, dan Niall. Sial. Awkward banget sumpah. Mending gue tadi ikut bareng mereka daripada disini.


"Ngedate yuk, vel" ajak Niall.

"Lah? Louis gimana? Masa dia ditinggal sendirian?" tanya gue.

"Gue ikut kok, vel" kata Louis.

"Terus kita ngedate bertiga gitu?" tanya gue. Louis mengangguk. Sial. Biasanya orang ngedate berdua eh ini malah ngedate bertiga.

"Yaudah terserah kalian aja deh. Gue mau ganti baju dulu" kata gue sambil beranjak pergi menuju kamar gue.


Louis's POV

Velia pergi meninggalkan gue dan Niall di saung.

"Eh jangan sampai Velia tau ya sama perjanjian kita" kata gue.

Niall hanya mengangguk, "Apa alasan lo untuk menjadikan Velia sebagai bahan taruhan kita?"

"Untuk membalaskan dendam gue yang belum tersampaikan" kata gue sambil tersenyum menyeringai.

"Dendam? Emangnya Velia salah apa sama lo?" tanya Niall.

"Ah kepo aja lo, yel" kata gue.

Velia datang menghampiri gue dan Niall dengan memakai sebuah hoodie berwarna ungu, warna kesukaan Velia, celana panjang, dan flat shoes.

"Kita mau pergi kemana?" tanya Velia.

"Somewhere" kata gue.


Niall's POV

Gue gak tau apa alasan Louis untuk menjadikan Velia sebagai bahan taruhan di antara gue dan Louis. Kayaknya Velia gak ada salah apa-apa deh tapi kenapa Louis mau balas dendam ke Velia?

-Flashback-

Gue, Louis, Justin, Harry, Liam, dan Zayn yang sedang berada di sebuah cafe sibuk mengobrol dan tiba-tiba perkataan Louis membuat makanan gue muncrat dari mulut gue.


"Niall. Taruhan yuk kita. Siapa yang bisa jadiin Velia pacarnya, dia yang menang" kata Louis. Sial. Kenapa harus Velia yang dijadiin bahan taruhan? Pengen nolak tapi gengsi.

"Deal" kata gue sambil menjabat tangan Louis.

"Lo gila ya? Velia dijadiin bahan taruhan?" kata Liam.

"Lo diem aja deh, yem. Kalo gue menang, lo harus memberikan salah satu aset lo ke gue. Kalo gue kalah, gue bakal memberikan salah satu restoran gue ke lo" kata Louis.

"Oke. Siapa takut" kata gue sambil tersenyum kikuk.

- End of Flashback -

Gue harap sih taruhan ini Velia milih gue. Karena gue gak sekedar menjadikan dia sebagai bahan taruhan gue dan Louis, tapi karena gue sayang sama dia. Sedangkan Louis? Dia hanya mau balas dendam ke Velia.

Akhirnya kita sampai di tempat ngedate gue, Velia, dan Louis. Ternyata Louis membawa kita ke salah satu warung makan terkenal di Jogja.

"Wah yel ada banyak makanan nih" kata Velia dengan mata berbinar-binar. Ya itulah kesamaan gue dan Velia. Gue dan dia sangat suka dengan makanan. Dia juga gak takut makan banyak di depan cowok. Padahal biasanya cewek-cewek kalo makan tuh kalem di depan cowok-cowok.












To be continued......

Sorry ngestuck :) x

0 comments:

Post a Comment

 

dreamer~ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea